Sikap Tepat Hadapi Pria Impoten


detail berita
(Foto: gettyimages)
MENUTUPI ketidakmampuan mencapai ereksi dengan obat-obatan adalah tindakan tidak bijaksana dan berbahaya. Sebab, impoten turut mencakup dimensi psikologis.

Penuaan, stres, dan konflik keintiman, semua bisa menghambat pencapaian ereksi. Obat ereksi, seperti Viagra dan Cialis, mampu mengobatinya. Namun sayang, obat-obatan tersebut hanya menutupi masalah yang sebenarnya tidak boleh diabaikan.

Masalah psikologis

Banyak pria mengobati gejala impoten sebelum memahami masalahnya secara mendasar. Kenyataannya, penyakit medis, seperti diabetes, penyakit vaskular, atau kondisi urologis dan neurologis dapat menyebabkan impoten. Juga, perokok berat dan pecandu alkohol yang menghambar aliran darah ke Mr P.

Penyebab impoten mencakup kombinasi faktor fisik dan psikologis. Jika Anda memiliki diabetes ditambah kesal dengan sikap pasangan, “adik kecil” Anda tidak akan dapat memberikan kepuasan, tidak peduli apapun obat yang Anda minum.

Terkadang, pria mudah panik atau cemas ketika Mr P tidak mampu mencapai puncak ketegangan. Inilah yang memperparah kondisi impoten.

Berikut adalah ketakutan umum pria sebagai tanda-tanda penuaan, kecemasan, stres, dan konflik keintiman, seperti dikutip Yourtango:

1. Tidak lagi ereksi hanya dengan membayangkan seks atau melihat pasangannya berpose menggoda. Untuk pria berumur lebih dari 40, ini menjadi ketakutan yang cukup umum dari waktu ke waktu.

2. Butuh rangsangan langsung untuk ereksi.

3. Perlu waktu lebih lama untuk mencapai ereksi.

4. Ereksi tidak sesulit seperti ketika usianya remaja atau awal dua puluhan (ejakulasi dini).

5. Butuh waktu pemulihan lebih lama setelah ejakulasi pertama.

Pasangan turut berperan besar

Sebagai pasangan, Anda memainkan peran besar menghilangkan ketakutannya terhadap disfungsi ereksi. Ingatkan dia bahwa Anda mencintainya dan masih menikmati keintiman bersama-sama.

Jangan menghakimi bahwa yang dipikirkannya hanya seks. Sikap Anda tidak hanya egois, tetapi juga mengirimkan pesan bahwa ia bertingkah konyol atau berlebihan karena terlalu khawatir tentang kemampuannya untuk merasa seperti seorang pria.

Simak tiga tip untuk membantu memerbaiki situasi, berikut ini:

1. Dorong dia untuk membuat janji dengan urolog dan menawarkan diri untuk menemani. Ketika ia mengatakan keinginan konsultasi, Anda harus menghormatinya.

2. Pastikan Anda mulai mengeksplorasi pilihan posisi seks baru. Fakta bahwa sebagian besar pasangan hanya tahu sanggama dengan satu atau dua cara menempatkan lebih banyak tekanan pada pria. Jika dia tahu ada banyak cara untuk menyenangkan Anda dan jika Anda tetap terbuka untuk ide-ide baru, itu akan membantu kehidupan seks Anda berdua.

3. Stres sangat berkorelasi dengan impoten, seperti halnya obesitas. Aktivitas fisik setiap hari dapat membantu meringankan kedua masalah. Mulailah program berjalan kaki minimal satu kilometer setiap hari. Ini merupakan cara mengagumkan untuk berkomunikasi dan menikmati keintiman.

Impoten adalah suatu kondisi nyata, begitu juga penuaan, stres, konflik, dan kecemasan. Obat dapat membantu meringankan gejala impoten, namun mengatasi isu-isu di balik kondisi tersebut jelas penyembuhan sebenarnya.

Seks adalah penting, sehat, dan baik untuk pernikahan. Yakinkan pasangan bahwa Anda berdua adalah satu tim dan akan membantunya melewati proses penyembuhan.

0 komentar:

Posting Komentar